10 February 2017

Rumah Tangga Konsumsi

Rumah Tangga Konsumsi



Konsumsi merupakan kegiatan menggunakan barang / jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian besar kegiatan konsumsi dilakukan oleh perorangan yang masing masing tergabung dalam suatu rumah tangga keluarga. Oleh karena itu, rumah tangga konsumsi atau rumah tangga keluarga dalam ilmu ekonomi meliputi berbagai rumah tangga keluarga dan rumah tangga lain yang menggunakan barang / jasa untuk melaksanakan tugasnya.

Kalau kita menginkuti pembagian kelompok masyarakat menjadi empat pelaku ekonomi seperti disebutkan diatas, ternyata sebagian besar orang dewasa mempunyai kedudukan ganda. Misalnya, seorang buruh yang bekerja di pabrik merupakan anggota rumah tangga produksi, namun pada waktu di rumah ia merupakan anggota rumah tangga keluarga. Demikian pula halnya dengan pegawai negeri, pada waktu mejalankan tugas di kantor atau di lapangan mereka merupakan anggota rumah tangga negara, sedangkan dirumah mereka merupakan anggota rumah tangga keluarga.

Siapa saja yang tidak perperan ganda? Mereka terdiri dari ibu ibu rumah tangga yang tidak bekerja untu pihak lain dan orang-orang yang karena satu dan lain hal tidak atau belum mampu bekerja untuk mendapatkan penghasilan. Misalnya, anak-anak, pelajar, mahasiswa, penderita cacad, orang berusia lanjut yang sudah tidak mampu bekerja, dan sebagainya. Kelompok masyarakat semacam itu hanya berkedudukan tunggal sebagai anggota rumah tangga keluarga.

1. Batasan Keluarga dan Rumah Tangga Keluarga


Dalam pembicaraan sehari-hari yang dimaksud dengan keluarga adalah kelompok hidup yang anggota intinya terdiri dari suami, istri, beserta anak-anaknya. Diluar keluarga inti ada keluarga yang mempunyai anggota tambahan. Misalnya, suatu keluarga menampung sanak-keluarga, dapat pula orang tuanya untuk tinggal bersama dalam satu rumah. Bahkan ada keluarga yang menampung orang lain untuk tinggal bersama dan dianggap sebagai anggota keluarga. Sebaliknya ada keluarga yang susunan anggota intinya tidak lengkap. Misalnya, ada keluarga yang tidak mempunyai anak, ada yang bapak atau ibunya telah meninggal dunia, dan sebagainya.

Ditinjau dari sumber pendapatannya, ada keluarga yang kehidupan ekonominya kuat, ada yang cukup, dan ada yang kurang. Mengingat kondisi keluarga yang satu berbeda dengan yang lainnya, selanjutnya yang dibahas bukanlah rumah tangga keluarga perorangan, melainkan rumah tangga keluarga pada umumnya.

Pada hakikatnya yang dimaksud dalam rumah tangga adalah segala urusan yang bersangkutan dengan keperluan hidup. Dalam hal rumah tangga keluarga, yang diurus tidak hanya terbatas pada kebutuhan barang / jasa yang diperlukan di rumah, melainkan menyangkut pula kebutuhan di luar rumah. Misalnya, keperluan kendaraan untuk pergi ke tempat bekerja, pendidikan bagi anak-anak, rekreasi, di luar rumah, dan sebagainya.

2. Peranan Rumah Tangga Keluarga


Sesuai dengan uraian dii atas, urusan rumah tangga keluarga menyangkut segala sesuatu yang di perlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Dalam hal ini semua keluarga memerlukan bahan makanan, minuman, pakaian, tempat istirahat, kendaraan, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain keperluan konsumsi.

Persoalan yang kita hadapi sekarang adalah bagaimana cara suatu keluarga memperoleh uang untuk membiayai keperluan hidup? Dalam suatu keluarga ada orang yang bertindak sebagai kepala keluarga. Pada dasarnya gaji atau pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan kepala keluarga tersebutlah yang digunakan untuk membiayai keperluan hidup keluarga yang bersangkutan.

Untuk memperbesar pendapatan, seorang anggota keluarga dapat mencari pendapatan dari sumber lain atau membantu pekerjaan kepala keluarga sehingga pendapatannya bertambah. Misalnya, selaku kepala keluarga bekerja dikantor sebagai pegawai negeri, istrinya berwira usaha membuka warung. Dapat pula istri dan anak-anaknya langsung membantu kepala keluarga yang bekerja sebagai petani, perajin, pedagang atau pengusaha lainnya. Sehubungan dengan hal-hal tersebut, maka peranan keluarga dalam kehidupan ekonomi adalah sebagai berikut.

a. sebagai Konsumen


Pada hakikatnya semua anggota keluarga berperan sebagai konsumen. Kegiatannya adalah melakukan konsumsi atau menggunakan barang / jasa untuk memenuhi keperluan hidup. Misalnya, menggunakan bahan makanan, minuman, pakaian, rumah, kendaraan, obat-obatan dan lain-lain. Pada umumnya barang-barang semacam itu berasal dari dunia usaha.

Sebagai Konsumen, ada keluarga yang sengaja tidak menghabiskan seluruh pendapatannya untuk membeli barang keperluan sehari-hari, tetapi sebagian ada yang ditabung untuk memenuhi kebutuhan di masa depan. Misalnya, untuk biaya sekolah anak-anaknya di kemudian hari, menyelenggarakan pesta pernikahan, keperluan hari tua, atau untuk memenuhi keperluan yang mendadak. Tabungan tersebut dapat pula digunakan untuk meningkatkan kemakmuran keluarga dengan jalan menyediakan pakaian yang lebih bagus, kendaraan bermotor, tempat tinggal yang lebih nyaman, dan sebagainya.

b. Sebagai Pemasok Faktor Produksi


Kecuali sebagai konsumen, rumah tangga keluarga berperan juga sebagai pemasok faktor produksi :
  • Tenaga kerja, baik berupa tenaga biasa, tenaga terlatih, maupun tenaga ahli semuai dengan pengetahuan dan keterampilan anggota keluarga yang bersangkutan.
  • Tanah atau lahan yang berasal dari alam, tetapi telah merupakan milik perorangan yang diperlukan untuk usaha pertanian atau kegiatan produksi lainnya.
  • Modal, yang di himpun dari tabungan keluarga yang dapat disimpan di rumah, di bank atau lembaga keaungan bukan bank. Modal tersebut dapat dipinjamkan kepada dunia usaha, dibelikan surat berharga ( saham, obligasi ), atau dibelikan barang modal ( gedung, kendaraan ) untuk disewakan kepada dunia usaha.
  • Kewirausahaan, yaitu kemampuan untuk melihat dan memanfaatkan peluang usaha serta keberanian untuk menanggung resiko yang berkaitan dengan pelaksanaan usaha tersebut.
Read More

08 February 2017

Aliran Barang atau Jasa dan Uang

Aliran Barang atau Jasa dan Uang


Seperti telah dikemukakan sebelumnya, dimasyarakat terdapat empat kelompok pelaku ekonomi yaitu :
  • Rumah Tangga Konsumsi (RTK)
  • Rumah Tangga Produksi (RTP)
  • Rumah Tangga Negara (RTN) dan
  • Masyarakat Luar Negeri (MLN).
Antara keempat kelompok pelaku tersebut terdapat hubungan timbal balik yang dapat dilihat dari aliran barang dan uang.

1. Aliran Barang atau Jasa dan Uang antara Rumah Tangga Produksi dan Rumah Tangga Konsumsi


Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, RTK memerlukan barang atau jasa dari RTP. Barang atau jasa tersebut dapat diperoleh dengan jalan membayar sejumlah uang. Sebaliknya, untuk kegiatan RTP diperlukan sumber daya dari RTK yang dapat diperoleh dengan membayar sejumlah uang. Sebuhungan dengan itu, antara RTP dan RTK terdapat aliran barang dan uang seperti gambar berikut.

Gambar.1 Aliran barang atau jasa dan uang antara RTP dan RTK.

Dalam Gambar.1 tersebut belum ditampilkan keberadaan RTN dan MLN. Namun, peran RTN selaku konsumen yang memerlukan barang atau jasa dianggap masuk dalam jajaran RTK, sedangkan peranannya selaku produsen yang dilaksanakan melalui BUMN masuk dalam jajaran RTP.

Dalam Gambar.1 tersebut peranan MLN dikesampingkan. Oleh karena itu, dalam gambar tersebut barang atau jasa yang di ekspor dan di impor dianggap tidak ada.

a. Aliran Barang atau Jasa dari RTP ke RTK


sebelah kiri dalam gambar, menggambarkan RTP yang meliput usaha pertanian, pertambangan, industri pengolahan, pemberian jasa, dan lain-lain termasuk perdagangan. Diantara barang atau jasa yang dihasilkan oleh RTP ada yang ditujukan untuk memenuhi keperluan dunia usaha. Misalnya, kapas pada tahap pertama diproduksi untuk memenuhi keperluan perusahaan tekstil (pintal dan tenun), selanjutnya diproses menjadi pakaian.

Dengan demikian, kapa, benang tenun, dan tekstil merupakan bahan mentah, yaitu barang yang belum siap pakai untuk memenuhi keperluan konsumsi. Barang-barang semacam itu hanya mengalir dar perusahaan hulu ke perusahaan hilir dalam jajaran RTP.

Contoh kapas tersebut mengalir dari usaha pertanian ke beberapa usaha atau industri pengolahan secara berurutan, yaitu dipintal, ditenun, dipotong-potong, dan dijahit. Hasil akhir proses produksi tersebut berupa baju atau barang konsumsi lain. Pada dasarnya semua hasil akhir dari barang-barang yang diproses dalam RTP akan mengalir ke RTK, baik secara langsung maupun melalui usaha perdagangan dalam jajaran RTP. Dengan kata lain, produksi yang mengalir dari RTP ke RTK hanya terbatas pada barang-barang konsumsi dan jasa yang siap pakai untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Catatan: diantara bahan mentah ada yang dikatakan sebagai barang “setengah jadi”. Misalnya, tekstil ada yang masih perlu diproses lebuh lanjut dalam perusahaan “konveksi”, tetapi ada pula yang dapat diproses sendiri oleh RTK menjadi barang siap pakai.

b. Aliran Uang dari RTK ke RTP


Untuk mendapatkan barang atau jasa, pihak RTK harus membayar sejumlah uang kepada pihak RTP. Dengan demikian, dalam gambar diatas, bagian sebelah atas terdapat :
  • Aliran barang atau jasa dar RTP ke RTK, dan
  • Aliran uang dari RTK ke RTP.

Persoalan yang dihadapi selanjutnya adalah bagaimana cara RTK mendapatkan uang? Jawabannya ada dibahasan dibawah ini.

c. Masukan Faktor Produksi dari RTK ke RTP


RTK merupakan pemasok faktor produksi bari RTP, anggota RTK yang telah dewasa dan mampu bekerja dapat menjadi tenaga kerja dalam RTP. Sesuai dengan kemampuannya, ada yang bekerja sebagai tenaga ahli, tenaga terampil, atau tenaga biasa. Misalnya, “buruh tani” hanya dapat memasok tenaga kera ; petani yang mampu dapat memasok tanah, tenaga, modal kerja. Anggota rumah tangga keluarga lainnya ada yang bekerja sebagai karyawan perusahaan, sopir, montir, dokter, wirausaha, dan sebagainya.

Kecuali sebagai sumber daya manusia, keluarga yang mampu dapat membeli saham atau menabung uangnya dalam bank, yang selanjutnya itu dapat dipinjamkan kepada dunia usaha. Ada pula keluarga yang menyewakan bangunan, kendaraan, atau milik pribadi lainnya kepada dunia usaha. Dari beberapa contoh tersebut kiranya jelas, bahwa ada aliran faktor-faktor produksi dari RTK ke RTP.

d. Aliran Uang dari RTP ke RTK


Atas penggunaan tanah, tenaga, modal, dan faktor produksi lainnya, RTP wajib membayar balas jasa kepada RTK yang telah menyerahkan faktor produksi. Balas jasa tersebut pada umumnya berbentuk uang yang dapat berupa upah atau gaji, sewa tanah, bunga, modal, atau imbalan lain sesuai dengan faktor produksi yang telah disertakan. Dengan demikian, dalam Gambar 1 bagian bawah terdapat :
  • (a) Aliran faktor produksi dari RTK ke RTP, dan
  • (b) Aliran uang dari RTP ke RTK.

Uang yang mengalir dari RTP ke RTK itulah yang digunakan oleh RTK untuk membeli berbagai macam barang atau jasa yang diperlukan. Dengan demikian di masyarakat terdapat aliran uang dari RTP ke RTK, yang kemudian berputar kembali ke RTP tanpa ada hentinya.

2. Aliran Barang atau Jasa dan Uang antara RTP, RTK, dan RTN


Dalam Gambar.1 belum di perlihatkan peranan pemerintah atau RTN selaku pengatur kehidupan ekonomi. Ditinjau dari segi aliran barang, jasa dan uang, hubungan antara RTN, RTP, dan RTK dapat dilihat gambar dibawah ini.

Gambar.2  Aliran barang, jasa, dan uang antara RTN, RTP, dan RTK.

Gambar.2 diatas merupakan perjelasan lanjut dari Gambar.1 dengan penambahan peran pemerintah (RTN). Untuk menjalankan roda pemerintah, baik kegiatan rutin maupun pembangunan diperlukan barang atau jasa. Karena itu barang atau jasa dari RTP yang terlihat dalam arah garis ( a ), ada sebagian yang mengalir ke RTN.

Sumber daya manusia (SDM) yang berasal dari RTK terlihat dalm garis ( c ). Sebagian SDM yang masuk ke RTN di antaranya ada yang menjabat sebagai pemimpin, tenaga staf, pelaksana, guru, dan lain-lain di lembaga atau kantor pemerintah.

Berikut ini akan diberkan penjelasan mengenai Gambar.2
  • (a) Aliran Barang dan Jasa dari RTP ke RTK
  • (b) Aliran Uang dari RTK ke RTP
  • (c) Masukan Faktor Produksi dari RTK ke RTP
  • (d) Aliran Uang dari RTP ke RTK
  • (e) Aliran Jasa atau Pelayanan RTN ke RTP dan RTK
  • Sesuai dengan tugasnya, pemerintah waib melindungi, mengatur, dan memberikan pelayanan lainnya, baik kepada RTP maupun RTK. Karena itu terdapat aliran jasa dari pemerintah kepada masyarakat seperti yang digambarkan dengan garis ( e ).
  • (f) Pembayaran Paak dan lain-lain Kepada Pemerintah
  • Sebagai imbalan jasa atas pelayanan pemerintah, baik RTP maupun RTK wajib membayar paak atau uang pungutan (retribusi). Kecuali itu pemerintah memperoleh pendapatan dari denda, pemberian izin, laba BUMN, dan sebagainya. Semua pendapatan itu digambarkan dengan garis ( f ).
  • (g) Aliran uang dari RTN ke RTP dan RTK
  • Dana yang dihimpun dari pajak dan pendapatan nonpajak, sebagian digunakan untuk membayar barang atau jasa yang berasal dari RTP, sebagian lagi digunakan untuk membayar gaji pegawai dan berbagai macam tunjangan. Sisanya dikeluarkan oleh pemerintah untuk biaya pembangunan. Semua dana tersebut pada akhirnya mengalir kembali ke RTP dan RTK yang tergambar pada garis ( g ).

3. Hubungan antara RTP, RTK, RTN, dan MLN


Untuk membahas aliran barang atau jasa dan uang antara empat pelaku ekonomi dalam masyarakat (RTP, RTK, RTN, dan MLN) kita akan bertolah dari aliran barang atau jasa dan uang antara tiga pelaku ekonomi (RTN, RTP, dan RTK) yang telah dibahas sebelumnya. Dengan menyederhanakan Gambar.2, kemudian menambahkan aliran barang atau jasa dan uang dari dan ke MLN akan di kita lihat di gambar baru sebagai berikut.

Gambar.3 Aliran (arus) barang, jasa, dan uang antara RTP, RTK, RTN, dan MLN

Dalam Gambar.3 dibawah garis pembatas terdapat tiga pelaku ekonomi, yaitu RTN, RTP, dan RTK, sedangkan di atas garis pembatas terlihat masyarakat luar negeri (MLN). Ditinjau dari aliran barang atau jasa dan uang, peran MLN terhadap negara tertentu tersebut dalam uraian Pengekspor atau Pengimpor Barang

a. Kegiatan Impor dan Ekspor Barang


Masyarakat Luar Negeri (MLN) dapat melakukan kegiatan impor dan ekspor barang dari dan ke negera yang menjalin kegiatan ekspor dan impor tersebut. Akibat kegiatan tersebut timbul aliran barang dari dan ke luar negeri seperti terlihat dalam Gambar.3 garis (a).

Kegiatan impor dan ekspor tersebut pada dasarnya dilakukan dengan izin pemerintah setempat. Selaku pengatur kehidupan ekonomi, pemerintah (Departemen Perindustrian dan Perdagangan) mencatat semua transaksi impor dan ekspor, baik dari segi volume, harga, maupun negara asal atau tujuan pengiriman barang. Melalui pencatatan itu setiap saat (setidak-tidaknya setiap akhir tahun) pemerintah dapat menghitung selisih antara seluruh nilai ekspor dan impor untuk menentukan kebijaksanaan selanjutnya.

b. Kegiatan Menyelenggarakan Usaha Jasa


Terkait dengan kegiatan impor dan ekspor barang, kegiatan MLN antara lain dapat menyelenggarakan jasa angkutan, asuransi,perbankan, dan telekomunikasi. Kecuali itu suatu negara dapat menyelenggarakan jasa kepariwisataan, pengisian air/bahan bakar bagi kapal laut/udara mancanegara yang sedang berlabuh di negara tersebut, memperbaiki kerusakannya, mengirim tenaga kerja ke luar negeri, atau menyelenggarakan jasa lainnya.

Di Indonesia ekspor dan impor barang dicatat oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan, sedangkan impor dan ekspor jasa dicatat oleh departemen lain yang terkait. Oleh karena itu, disamping aliran barang terdapat aliran jasa dari dan ke luar negeri seperti Gambar.3 garis (b).

c. Pembayaran dari dan ke Luar Negeri


Kegiatan ekspor dan impor pada hakikatnya merupakan hubungan jual beli barang atau jasa dengan masyarakat luar negeri. Karena mata uang yang berlaku di suatu negara berbeda dengan negara lain, maka untuk menyelesaikan pembayaran impor dan ekspor digunakan valuta asing (alat pembayaran luar negeri) yang disepakati oleh kedua belah pihak. Misalnya, dapat digunakan Dolar Amerika, Pound Inggris, Mark Jerman, Yen Jepang, atau mata uang lainnya yang mudah didapatkan di bursa valuta asing.

Sehubungan dengan kegiatan impor dan ekspor di atas, maka terdapat aliran alat pembayaran luar nnegeri yang terlihat dalam Gambar.3 garis (c). Selisih antara nilai seluruh ekspor dan impor barang atau jasa selama periode tertentu (misalnya satu tahun) dapat menghasilkan saldo positif atau saldo negatif. Pada akhir periode tersebut, suatu negara yang seluruh nilai ekspornya melebihi nilai impor menunjukkan saldo (ekspor neto) positif. Akrtinya, negara yang bersangkutan mempunyai tagihan terhadap masyarakat luar negeri. Sebaliknya, saldo ekspor negatif berarti negara yang bersangkutan mempunyai hutang luar negeri.

d. Lalu Lintas Modal Luar Negeri


Hutang luar negeri yang timbul karena impor barang atau jasa pada dasarnya dapat diselesaikan melalui ekspor barang atau jasa, kalau masih ada sisanya dapat dilunasi dengan cadangan emas. Sisa hutang yang dalam jangka waktu lebih dari satu tahun belum dapat diselesaikan biasanya diubah menjadi pinjaman modal.

Kecuali itu, baik pemerintah maupun swasta dapat memperoleh bantuan modal luar negeri untuk keperluan pembangunan. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bantuan modal tersebut dapat berupa pinjaman atau penyertaan/penanaman modal. Dengan demikian antara suatu negara dengan negara lainnya terdapat aliran modal seperti terlihat dalam Gambar.3 garis (d) dengan catatan :
  • Pembayaran kembali/angsuran pinjaman modal luar negeri masuk dalam aliran modal
  • Pembayaran bunga pinjaman modal masuk dalam aliran uang jasa (c).
Read More

07 February 2017

Masyarakat Luar Negeri

Masyarakat Luar Negeri




Baik untuk kepentingan politik maupun kepentingan ekonomi, suatu negara selalu berusaha untuk mengadakan hubungan kerja sama dengan negara lain. Apabila dengan adanya globalisasi, yaitu pergeseran kehidupan masyarakat dari wawasan nasional menjadi wawasan internasional, maka hubungan kerja sama luar negeri makin diperlukan.

Ditinjau dari segi ekonomi, kerja sama dengan luar negeri ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masytarakat. Sebab, persediaan sumber daya produksi suatu negara pada umumnya terbatas. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya perlu ditempuh jalan mengimpor barang, jasa, modal, dan sumber daya manusia atau tenaga kerja.

Dibalik negara yang kekurangan sumber daya, ada negara yang kelebihan produksi atau sumber daya produksi tertentu. Kelebihan tersebut dapat di ekspor ke luar negeri sehingga pendapatan masyarakat di negara pengekspor bertambah, sedangkan kekurangan barang atau jasa di negara pengimpor dapat dicukupi. Dengan demikian antara negara pengekspor dan negara pengimpor terdapat kerja sama yang saling menguntungkan. Tanpa mengabaikan tujuan politk atau tujuan lainnya, peranan masyarakat luar negeri dalam kehidupan ekonomi dapat dikemukakan sebagai berikut.

1. Pengekspor atau Pengimpor Barang


Mengingat persediaan sumber daya produksi yang terbatas, negara yang kekurangan barang tertentu dapat mengimpornya dari negara lain. Msalnya, negara yang beriklim dingin mengimpor barang tertentu dari negara yang beriklim tropis, negara yang kelebihan bahan bakar minyak dapat mengekspornya ke negara lain yang memerlukan.

2. Pengekspor atau Pengimpor Jasa


Untuk mengimpor barang dari luar negeri diperlukan jasa dari perusahaan angkutan, asuransi, bank, telekomunikasi, dan lain-lain di luar negeri. Yang menyelenggarakan jasa semacam itu dapat disebut sebagai pengekspor jasa, sedangkan pihak pengguna jasa disebut pengimpor jasa.

3. Pengekspor atau Pengimpor Modal


Negara yang kekurangan modal dapat mencari bantuan luar negeri dalam bentuk pinjaman atau penanaman modal (investasi). Pihak yang memberi bantuan dapat disebut pengekspor modal, sedangkan penerimanya disebut pengimpor modal.

4. Sumber Daya Manusia


Negara yang kekurangan tenaga dapat mengimpornya dari luar negeri. Misalnya, Indonesia banyak mengirim tenaga kerja (TKI) ke luar negeri, sebaliknya banyak tenaga ahli yang didatangkan dari luar negeri.

5. Wisatawan Mancanegara


Dalam rangka pelaksanaan kerja sama internasional ada orang yang bertugas ke luar negeri sebagai wakil pemerintahan, wakil lembaga swasta, atau untuk keperluan lain. Yang banyak artinya bagi kehidupan ekonomi adalah yang datang sebagai wisatawan mancanegara. Kedatangan mereka banyak mengeluarkan untuk keperluan angkutan, hotel, restoran, hiburan, cinderamata, dan lain lain yang mendatangkan devisa (alat pembayaran luar negeri) bagi negara. Bagi masyarakat, kegiatan wisatawan tersebut dapat mengembangkan perusahaan terkait.
Read More

06 February 2017

Rumah Tangga Negara

Rumah Tangga Negara




Sesuai dengan Pembukaan UUD 1945, Pemerintah bertugas :
  • Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tanah air
  • Memajukan kesejahteraan umum
  • Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
  • Ikut melaksanakan ketertiban dunia.
Untuk melaksanakan tugas tersebut pemerintah menyelenggarakan rumah tangga yang dikenal sebagai rumah tangga negara atau pemerintah.

Dari keempat tugas tersebut, yang banyak bersangkut paut dengan kehidupan ekonomi adalah tugas kedua, yaitu memajukan kesejahteraan umum. Untuk itu pemerintah tidak harus menyelenggarakan sendiri seluruh kegiatan ekonomi, tetapi dapat dilakukan dengan jalan mengatur kebutuhan konsumsi, kegiatan produksi, dan distribusi.

1. Peranan Pemerintah Sebagai Pengatur


Pengaturan kehidupan ekonomi oleh pemerintah dapat di tempuh melalui peraturan perundang-undangan disertai berbagai tindakan yang nyata. Pengaturan tersebut dapat ditunjukkan untuk : meningkatkan kebutuhan ekonomi, pemerataan pendapatan, menjaga keamanan atau stabilitas kehidupan, dan sebagainya. Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah di antaranya adalah sebagai berikut.
  • Membuat perencanaan jangka panjang dan menengah (GBHN) untuk mengarahkan pengembangan kehidupan ekonomi.
  • Menyediakan sarana dan prasarana pembangunan, misalnya menyediakan kredit, membangun jalan, irigasi, pelabuhan, menyelenggarakan pendidikan, menjaga keamanan, dan sebagainya.
  • Menetapkan peraturan atau undang-undang untuk mengatur, melindungi, atau menentukan cara-cara melakukan kegiatan ekonomi. Misalnya, peraturan tentang perburuhan, perpajakan, impor / ekspor, perbankan, penanaman modal, dan sebagainya.

Sebagai imbalan jasa atas pelayanan dan pengaturan kehidupan oleh pemerintah, baik rumah tangga produksi maupun rumah tangga keluarga wajib membayar pajak. Dengan demikian negara mempunyai sumber pendapatan untuk membiayai tugas-tugas pemerintahan.

2. Peranan Pemerintah Sebagai Konsumen


Untuk menjalankan tugasnya, pemerintah memerlukan berbagai macam barang dan jasa. Misalnya, untuk kegiatan adminstrasi pemerintahan diperlukan alat tulis dan peralatan kantor, untuk transportasi diperlukan kendaraan, untuk menjaga keamanan diperlukan senjata, untuk menyelenggarakan pendidikan diperlukan jasa dari pendidikan, dan lain-lainnya. Dalam hal tersebut, pemerintah berperan sebagai konsumen yang memerlukan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga negara.

3.Peranan Pemerintah Sebagai Produsen


Kecuali sebagai konsumen, apabila diperlukan pemerintah dapat bertindak sebagai produsen untuk menghasilkan barang atau jasa yang menyangkut kepentingan orang banyak. Kegiatannya dilakukan melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dengan demikian barang atau jasa yang diperlukan oleh pemerintah untuk mengatur kehidupan masyarakatmasuk dalam urusan “rumah tangga negara”, sedangkan persoalan memproduksi barang atau jasa yang diselenggarakan pemerintah merupakan urusan BUMN sebagai “rumah tangga produksi”.
Read More

03 February 2017

Rumah Tangga Produksi

Rumah Tangga Produksi




Dalam Kehidupan ekonomi, yang dimaksud kegiatan produksi adalah usaha yang teratur untuk menghasilkan barang atau jasa guna memenuhi kepentingan pihak lain. Tempat beserta peralatan yang digunakan untuk menjalankan usaha biasa disebut perusahaan, yang dapat berupa bengkel, pabrik, toko, sawah bank dan sebagainya.

Ditinjau dari pemiliknya, ada perusahaan yang dimiliki oleh negara, perorangan atau lembaga nonpemerintah (swasta), dan ada yang merupakan milik bersama untuk kepentingan bersama yang merupakan koperasi. Pada umumnya para pemilik perusahaan membentuk badan penyelenggara usaha yang dikenal dengan sebutan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), dan Badan Usaha Milik Koperasi (BUMK).

Terlepas dari siapa pemiliknya, organisasi yang bersangkutan dengan urusan memproduksi barang atau jasa dapat disebut rumah tangga produksi atau perusahaan. Pengertiannya tidak terbatas pada perusahaan tertentu, melainkan menyangkut persoalan usaha pada umumnya yang biasa disebut “ dunia usaha”. Dengan demikian persoalan dunia usaha menyangkut semua perusahaan besar dan kecil, baik milik negara, perorangan atau swasta maupun koperasi.

1. Peranan dan Kegiatan Perusahaan


Dalam rangkaian kegiatan ekonomi (konsumsi, produksi, dan distribusi) perusahaan berperan sebagai “produsen”. Kecuali itu perusahaan-perusahaan yang dianggap penting atau vital bagi kehidupan masyarakat berperan sebagai agen pembangunan atau agent of development.

a. Sebagai Produsen


Peran perusahaan sebagai produsen adalah menghasilkan barang atau jasa yang diperlukan oleh rumah tangga keluarga dan masyarakat pada umumnya. Di Ekonomi I telah dibahas tiga persoalan pokok ekonomi, yaitu :
  • Apa dan berapa jumlah barang atau jasa yang perlu di produksi.
  • Bagaimana cara berproduksi.
  • Untuk siapa barang atau jasa tersebut di pproduksi.

Untuk memecahkan ketiga pokok persoalan ekonomi tersebut dunia usaha memegang peranan penting. Karena itu kegiatan perusahaan tidak hanya asal menghasilkan barang, tetapi harus dijaga agar produksinya secara kualitas dan kualitas tersebut sesuai dengan kebutuhan konsumen. Kegiatannya termasuk pula usaha distribusi, yaitu penyampayan barang dari produsen kepada konsumen.

b. Sebagai Agen Pembangunan


kegiatan perusahaan sebagai agen pembangunan yang ditujukan untuk meningkatkan produksi antara lain dilakukan melalui penelitian dan pengembangan. Kegiatan tersebut dapat terjadi baik karena dorongan dari dalam maupun dari luar perusahaan. Dorongan dari dalam biasanya timbul karena keinginan untuk mendapatkan keuntungan lebih besar. Sedangkan doronga dari luar dapat terjadi karena adanya persaingan antarperusahaan atau karena adanya dorongan dari pemerintah.

Penelitian dan pengembangan yang timbul dari dorongan pemerintah pada dasarnya ditujukan agar dunia usaha dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan rencana pembangunan nasional. Terlepas dari dorongan tersebut, pada umumnya setiap perusahaan berusaha jangan sampai ketinggalan dari perkembangan ilmu dan teknologi. Dengan demikian perusahaan yang bersangkutan akan mampu mengembangkan diri dari masyarakat sesuai dengan kemajuan zaman. Perusahaan yang mencapai sukses seperti itu dapat dikatakan berfungsi sebagai agen pembangunan atau agent of development.

Sebagai agen pembangunan, seharusnya setiap perusahaan tidak hanya mengejar keuntungan bagi pemilik modal, tetapi bertanggung jawab pula atas kesejahteraan karyawan pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Misalnya, sebagian dari laba perusahaan digunakan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, membina perusahaan kecil yang merupakan mitra usaha, membangun jalan umum di kawasan perusahaan, dan memelihara lingkungan hidup di sektarnya.

2. Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan atau Dicegah


Pada dasarnya persoalan rumah tangga produksi mempunyai hubungan timbal balik dengan rumah tangga keluarga. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, rumah tangga keluarga memerlukan barang atau jasa dari produsen. Sebaliknya, rumah tangga produksi memerlukan pasok tenaga dan modal dari rumah tangga keluarga. Oleh karena itu, rumah tangga produksi harus memperhatikan kepentingan rumah tangga keluarga. Misalnya barang atau jasa yang dihasilkan sedapatmungkin harus disesuaikan dengan kepentingan konsumen. Antara lain harga barang atau jasa terjangkau, kualitasnya memadai, dan dapat diserahkan pada waktu diperlukan.

Oleh karena terdorong keinginan untuk mendapatkan laba sebesar-besarnya, biasanya produsen kurang memperhatikan kepentingan kaum konsumen. Misalnya, produsen (terutama yang mempunyai kedudukan “monopoli”) menetapkan harga barang atau jasanya terlalu tinggi. Dapat pula terjadi, untuk mendapatkan laba yang besar suatu perusahaan menekan upah kerja sehingga menimbulkan perselisihan dengan karyawan. Hal-hal semacam ini harus dicegah. Oleh karenanya, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan pemerintah perlu ikut campur tangan untuk melindungi kepentingan semua pihak.
Read More